KASUR: Menjelajah Kemacetan Surabaya
Badan Pusat Statistik melaporkan bahwa jumlah kendaraan bermotor berdasarkan jenisnya, meningkat menjadi sebesar 133 juta unit kendaraan pada tahun 2019 lalu. Data tersebut membuktikan bahwa jumlah kendaraan meningkat sebesar 5.3% dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya yang hanya berjumlah 118 juta lebih kendaraan.
Bertambahnya jumlah kendaraan akan berdampak dalam beberapa aspek. Contohnya seperti polusi udara yang semakin besar, meningkatnya angka kecelakaan serta merambahnya kemacetan dalam beberapa daerah tertentu.
Apalagi di daerah kota besar seperti Surabaya dengan angka penduduk yang mencapai lebih dari dua juta jiwa, tak heran terdapat beberapa wilayah tertentu sering mengalami kemacetan. Contohnya kemacetan di Jalan Kertajaya 183, kemacetan di Jalan Kupang Pasar Kembang, dan kemacetan di Jalan Pendagiling.
Jalan Kertajaya no. 183 mengalami kemacetan (17/06/21) pada pukul 16:00-18:00 Waktu Indonesia Barat (WIB). Kemacetan yang berdekatan dengan Soto Cak Mus itu dihiasi dengan berbagai jenis kendaraan seperti motor, mobil pribadi dan mobil operasional. Namun secara keseluruhan, mobil pribadi dan mobil operasional seperti mobil box, mobil pick-up, angkot dan lain-lain lebih banyak jumlahnya.
Kemacetan yang bersifat padat merayap itu disebabkan adanya angka volume kendaraan yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan kapasitas jalan. Apalagi saat itu adalah waktu orang pulang dari bekerja. Kemacetan tersebut memakan waktu hingga pukul 19:00 WIB agar bisa terurai sepenuhnya. Para pengguna jalan baru bisa berjalan sedikit setiap lima sampai sepuluh menit sekali
Dapat dilihat bahwa masyarakat menghabiskan banyak waktu di jalan hanya agar bisa berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Dilansir dari Pikiran-Rakyat.com, ada beberapa hal yang mampu dilakukan setiap orang untuk mencegah kemacetan lalu lintas, yaitu:
- Mengemudi secara perlahan ketika berada di keramaian
- Tidak berpindah-pindah jalur untuk melewati padatnya arus lalu lintas
- Fokus melihat jalan setiap saat dan tidak bermain gadget ketika berkendara. Apalagi jika berada dalam padatnya arus lalu lintas.
- Menjaga jarak dengan kendaraan yang ada di depan sekitar 30-40 meter
- Menjaga ketenangan dan kesabaran ketika macet. Sebab seseorang dapat kehilangan kesabaran dan mengemudi secara agresift apabila bertemu dengan kemacetan yang panjang.





Berdasarkan hal ini, alangkah baiknya apabila setiap orang dapat menghitung waktu dan mengantisipasi kondisi jalanan ketika menuju ke tempat tujuan. Situasi yang ada di perjalanan bisa berbeda dengan yang sudah dibayangkan. Apabila tidak dipikirkan dengan baik sebelumnya dan pengemudi bertemu dengan kemacetan panjang, hal itu dapat membuat mereka mengemudi secara agresif dan membahayakan pengguna jalan lainnya.
Simak fakta mengenai kemacetan lain di halaman berikutnya.
CREDITS:
Cameramen: Chellent Karunia Rahayu
Reporters: Nicky Christian Paparang & Monica Tanurahardja